
Sidoarjo, Jawa Timur Duka mendalam menyelimuti Pondok Pesantren(ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, setelah musala tempat santri melaksanakan salat Asar berjemaah ambruk pada Senin, 29 September 2025, sekitar pukul 15.00 WIB.
Bagi masyarakat luas, ini mungkin terdengar sebagai kabar tentang beton dan besi yang runtuh. Namun bagi keluarga para santri, tragedi ini adalah kehilangan anak, kehilangan harapan, dan hancurnya keyakinan bahwa ruang pendidikan harus selalu aman.
Kronologi Ambruknya Musala
Menurut laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), keruntuhan terjadi ketika tiang fondasi musala tak mampu menahan beban tambahan akibat pengecoran. Bangunan akhirnya runtuh hingga ke lantai dasar, menimpa ratusan orang yang tengah berjemaah.
BNPB mengkategorikan insiden ini sebagai bencana kegagalan teknologi konstruksi, dan menekankan pentingnya standar keselamatan bangunan serta pengawasan teknis dalam setiap proyek pembangunan.
BACA JUGA :
Armada Bantuan Gaza Dicegat Israel: 400 Aktivis Di Tangkap
Jumlah Korban
Hingga Rabu malam, 1 Oktober 2025, proses evakuasi masih berlangsung. Data sementara menyebutkan:
- 107 orang telah berhasil dievakuasi
- 5 orang meninggal dunia
- Puluhan lainnya masih diduga tertimbun reruntuhan
Tim gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, dan relawan masih berupaya keras mengevakuasi korban dengan alat berat dan penyelaman manual di antara reruntuhan.
Suara Duka dan Harapan
Bagi para keluarga, setiap detik menunggu di lokasi adalah pergulatan antara harapan dan kenyataan. Tangis dan doa tak henti terdengar di sekitar lokasi pesantren.
Tragedi ini bukan hanya soal musala yang runtuh, melainkan juga tentang keamanan fasilitas pendidikan dan ibadah yang seharusnya melindungi, bukan mencelakakan.
Pelajaran dari Tragedi
Kasus ambruknya musala di Sidoarjo mengingatkan kita semua bahwa keselamatan konstruksi adalah hal utama. Pengawasan ketat, penggunaan material yang sesuai standar, dan kepatuhan pada regulasi bukanlah pilihan, melainkan kewajiban.
BNPB menegaskan, jika aspek-aspek tersebut diabaikan, maka potensi bencana serupa bisa terulang di tempat lain.
LUNASPORT :
Eks Pemain MLS: “Jangan Gabung Inter Miami Selama Masih Ada Messi”
Tragedi musala runtuh di Pondok Pesantren Al Khoziny adalah duka bersama bangsa. Kita berutang kepada para korban untuk memastikan peristiwa serupa tidak pernah terulang.
Semoga para korban yang wafat mendapat tempat terbaik di sisi-Nya, yang luka segera pulih, dan para keluarga diberi kekuatan menghadapi cobaan ini.