Canberra – Pemerintah Australia melontarkan kecaman balasan terhadap Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, yang sebelumnya menyebut PM Anthony Albanese sebagai “politikus lemah” dan menuduhnya mengkhianati Israel.
Dalam pernyataannya, Canberra menegaskan bahwa ukuran kekuatan tidak semata-mata dinilai dari “berapa banyak orang yang bisa diledakkan”.
Menteri Dalam Negeri Australia, Tony Burke, menyampaikan tanggapan keras pada Rabu (20/8/2025). Ia menilai pernyataan Netanyahu mencerminkan sikap seorang pemimpin yang frustrasi.
“Kekuatan tidak diukur dari berapa banyak orang yang bisa Anda ledakkan atau berapa banyak anak yang bisa Anda biarkan kelaparan,” ujar Burke kepada televisi nasional ABC.

Australia dan Israel sebelumnya memiliki hubungan erat selama beberapa dekade. Namun, ketegangan meningkat tajam setelah Australia mengumumkan rencana untuk secara resmi mengakui negara Palestina dalam Sidang Majelis Umum PBB pada September mendatang.
Netanyahu murka atas keputusan tersebut dan melontarkan serangan verbal terhadap Albanese melalui media sosial. Ia menuduh PM Australia “menelantarkan orang-orang Yahudi di Australia” serta menyebutnya sebagai “pengkhianat Israel”.
Hubungan kedua negara kian memburuk setelah Canberra membatalkan visa anggota parlemen Israel, Simcha Rothman, dengan alasan rencana tur pidatonya berpotensi menimbulkan perpecahan. Sebagai balasan, Tel Aviv mencabut visa perwakilan Australia untuk Otoritas Palestina.
Netanyahu menegaskan bahwa “sejarah akan mengingat Albanese sebagai politikus lemah yang mengkhianati Israel”, sementara Australia menegaskan komitmennya untuk mendukung solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina.
Pertempuran Perbatasan Thailand – Kamboja Tewaskan Puluhan Orang
Src : Detik