
LUNABERITA -, Warga Kabupaten Pati, Jawa Tengah, kembali menggelar aksi demo menuntut Bupati Pati Sudewo mundur dari jabatannya. Ia dinilai bersikap arogan serta diduga terlibat praktik korupsi.
Ratusan massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Pati Bersatu berunjuk rasa di depan Gedung DPRD Pati pada Jumat (19/9) siang. Selain mendesak pengunduran diri Sudewo, mereka juga meminta partai politik mengawal jalannya Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket Pemakzulan.
Salah satu orator, Supriyono, menyerukan agar masyarakat bersatu memperjuangkan pemakzulan bupati. Sementara itu, Tim Advokasi Masyarakat Pati Bersatu menuding adanya indikasi penggembosan kerja Pansus dan mengaku telah mengantongi bukti.
Ketua DPRD Pati Ali Badrudin bersama Wakil Ketua I Hardi menemui massa pada sore hari. Ali menegaskan bahwa DPRD akan menindaklanjuti seluruh tuntutan dan memastikan Ketua Pansus tidak akan diganti.

Sebelumnya, pada unjuk rasa yang digelar Rabu (13/8), ribuan warga memadati kantor Bupati Pati hingga berujung ricuh. Massa yang kecewa karena tidak ditemui Sudewo maupun pejabat pemkab, memaksa masuk ke kantor bupati. Aparat pun menembakkan gas air mata dan menyemprotkan water cannon untuk membubarkan kerumunan.
Akibat insiden tersebut, 33 warga mengalami luka ringan dan dirawat di RSUD RAA Soewondo. Beberapa korban, termasuk perempuan dan anak-anak, mengeluhkan sesak napas akibat paparan gas air mata.
Sejumlah warga menegaskan alasan penolakan mereka terhadap Sudewo, mulai dari kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) hingga sikap bupati yang dianggap sombong serta tidak pro-rakyat.
Meski tuntutan terus disuarakan, Sudewo menolak mundur dari jabatannya. Koordinator aksi, Ahmad Husein, menegaskan bahwa protes akan berlanjut hingga bupati turun, baik secara sukarela maupun didesak masyarakat.