Inggris dipastikan akan secara resmi mengakui negara Palestina pada akhir pekan ini, setelah berakhirnya kunjungan kenegaraan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Menurut laporan Anadolu, keputusan tersebut sempat ditunda karena dikhawatirkan dapat memicu ketegangan dengan Washington. Trump bersama Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, sebelumnya menegaskan dukungan penuh terhadap serangan Israel di Gaza.
Kunjungan Kenegaraan Trump ke Inggris
Pada Rabu, 17 September 2025, Inggris menyambut kunjungan kenegaraan kedua Donald Trump dengan acara megah, termasuk jamuan makan malam resmi di Kastel Windsor yang digelar tertutup. Lawatan ini bertepatan dengan negosiasi dagang penting antara AS dan sejumlah mitra utama, termasuk Inggris. Kedua negara dijadwalkan mengumumkan kesepakatan di sektor teknologi dan energi nuklir sipil, sementara pemerintah Inggris menargetkan masuknya investasi besar dari Amerika.
Sikap Inggris terhadap Palestina
Perdana Menteri Keir Starmer sejak Juli lalu telah menyampaikan rencana pengakuan Palestina di Sidang Umum PBB di New York, kecuali Israel menunjukkan langkah konkret memperbaiki situasi kemanusiaan di Gaza serta menyetujui gencatan senjata.
BACA JUGA :
SPBU Swasta Krisis Stok: Kebijakan atau Strategi Tersembunyi?
Juru bicara pemerintah menegaskan, keputusan ini merupakan bagian dari upaya menjaga prospek solusi dua negara. “Hak rakyat Palestina untuk memiliki negara tidak bisa dicabut. Menegaskan hak itu penting agar solusi dua negara tetap terjaga,” ujarnya.
Dalam rapat darurat kabinet, Starmer menekankan bahwa keputusan diambil karena kondisi Gaza semakin memburuk dan peluang tercapainya solusi dua negara kian menipis. “Saya khawatir gagasan solusi dua negara semakin menjauh, bahkan lebih sulit diwujudkan dibandingkan bertahun-tahun lalu,” katanya.
Tekanan Publik dan Dukungan Internasional
Menurut Al Jazeera, sikap tegas Inggris ini juga dipengaruhi oleh tekanan publik terhadap Partai Buruh pimpinan Starmer, di tengah kritik luas atas operasi militer Israel di Gaza yang oleh sejumlah pakar dan organisasi hak asasi manusia dinilai sebagai tindakan genosida.
Sebelumnya, pada 2024, Irlandia, Norwegia, dan Spanyol telah bergabung dengan 147 negara lain yang mengakui Palestina. Presiden Prancis Emmanuel Macron juga menyatakan niat serupa di Sidang Umum PBB, menjadikannya negara G7 pertama yang berkomitmen mengambil langkah tersebut.