Jakarta – Belakangan ini sejumlah musisi Indonesia, seperti Uan Juicy Luicy, Charly Van Houten, hingga Ari Lasso, mengumumkan lagu mereka boleh diputar atau dibawakan tanpa perlu membayar royalti. Kebijakan tersebut menuai perhatian publik karena dianggap memberi keleluasaan bagi penikmat musik.
Namun, Wahana Musik Indonesia (WAMI) menegaskan bahwa kebebasan itu tidak serta-merta berlaku. Sebab, dalam sebuah lagu terdapat hak dari pihak lain yang belum tentu ikut menyetujui pembebasan royalti.
“Ya, kami ini petugas yang diberi kewenangan. Tugas pokok kami memang untuk mengumpulkan royalti,” jelas President Director WAMI, Adi Adrian, dalam konferensi pers di Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (19/8/2025).
Adi menekankan, WAMI hanya menjalankan mandat sebagai pemungut royalti hingga ada aturan baru yang secara resmi mengubah tugas dan wewenang mereka.
“Orang bilang, Ini bebas, ini boleh, gimana segala macam. Kami hanya mengikuti aturan. Kalau suatu saat aturan atau pelaksananya berubah, ya kami akan sesuaikan. Intinya, WAMI hanya menjalankan aturan yang berlaku,” tambahnya.
Ia juga menegaskan WAMI tidak memiliki otoritas untuk membuat atau mengubah regulasi. Menurutnya, WAMI bekerja berdasarkan koridor yang ditetapkan oleh Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN).
“Seperti sudah saya sampaikan, WAMI selalu play by the rule. Jadi aturan mainnya seperti apa, ya itu yang kami jalankan,” ujarnya.
Meski begitu, Adi mengakui industri musik dan sistem regulasinya terus berkembang. Ia melihat pemerintah kini memberi perhatian besar untuk menyempurnakan tata kelola royalti di Indonesia.
“Pemerintah tentu menginginkan sistem ini lebih baik. Kadang kami juga diajak berdiskusi. Jadi ke depan, pasti ada perbaikan aturan,” tutupnya.
Jadwal Indonesia Super League 2025/26 Pekan Ketiga: Persija vs Malut United, Persib Tantang PSIM
Ini Dia 27 Pemain Timnas Indonesia untuk FIFA Matchday September 2025, Paes & Romeny Absen
