
Jakarta, 4 Oktober 2025 – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengeluarkan ultimatum keras kepada kelompok Hamas agar menerima rencana perdamaian 20 poin untuk Gaza paling lambat Minggu pukul 18.00 waktu Timur AS (22.00 GMT). Jika Hamas menolak, Trump memperingatkan akan ada konsekuensi militer yang sangat berat.
Inti ultimatum dan pernyataan Trump
- Melalui unggahan di platform Truth Social, Trump menyebut rencana itu sebagai “LAST CHANCE” bagi Hamas dan menulis bahwa jika tidak disetujui, maka “all HELL, like no one has ever seen before, will break out against Hamas.” Ia menegaskan tekanan waktu: setuju sebelum tenggat atau menghadapi “akhir yang sangat menyedihkan”.
- Dalam unggahannya Trump juga mengklaim angka korban dari pihak Hamas (klaim jumlah yang besar) pernyataan jumlah itu belum dapat divalidasi independen oleh media. Media besar melaporkan klaim tersebut sebagai pernyataan Trump, bukan fakta terverifikasi.
BACA JUGA :
Armada Bantuan Gaza Dicegat Israel: 400 Aktivis Di Tangkap
Isi garis besar rencana 20 poin
- Laporan-laporan menyebut rencana itu mencakup gencatan senjata, pembebasan semua sandera, perlucutan senjata Hamas, penarikan bertahap pasukan Israel, pengerahan pasukan stabilisasi internasional sementara, serta pembentukan otoritas transisi atau “Board of Peace” (disebut-sebut melibatkan nama-nama internasional). Rincian penuh rencana telah dipublikasikan oleh Gedung Putih setelah pertemuan Trump–Netanyahu.
Respons Hamas
- Hamas mengatakan mereka menerima beberapa poin dari rencana dan menyatakan kesediaan untuk “segera masuk ke negosiasi melalui mediator” untuk membahas detail, termasuk isu pembebasan tawanan. Namun Hamas juga menolak atau menunda penerimaan beberapa poin lain dan menekankan perlunya pembahasan dalam kerangka nasional Palestina yang lebih luas.
LUNASPORT :
Messi Frustrasi, Inter Miami Dibantai Chicago Fire 3-5 di Kandang
Peran mediator & dukungan internasional
- Dokumen rencana telah disampaikan ke Hamas melalui perantara termasuk Qatar dan Mesir; sejumlah negara Arab dilaporkan menyambut upaya tersebut. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan mendukung rencana itu dalam pertemuan di Gedung Putih.
Mengapa ini penting dan risiko yang ditimbulkan
- Ultimatum berbahaya karena memadukan tuntutan diplomatik dengan ancaman militer terbuka dan jangka waktu singkat situasi yang dapat meningkatkan risiko eskalasi cepat di lapangan dan berdampak besar pada warga sipil. Pengamat internasional memperingatkan bahwa tekanan waktu dan bahasa yang mengancam cenderung memperumit peluang negosiasi yang kredibel.
Langkah selanjutnya
- Tenggat waktu yang ditetapkan Trump kini mendekat; media internasional melaporkan Hamas sedang menimbang respons dan berdiskusi dengan mediator. Jika Hamas menerima sebagian besar syarat dan negosiasi berjalan, bisa ada gencatan sementara dan mekanisme pertukaran sandera; jika tidak, risiko aksi militer baru atau eskalasi besar tetap nyata.